Mamad Yusuf
Sabtu, 17 Oktober 2020
PENDIDIKAN
Adapun unsur-unsur pendidikan adalah:
1.Anak didik : pihak yang menjadi obyek utama pendidikan
2. Pendidik : pihak yang menjadi subyek dari pelaksanaan pendidikan
3. Materi : bahan atau pengalaman belajar yang disusun menjadi kurikulum
4. Alat pendidikan : tindakan yang menjdi kelamgsungan mendidik
5. Lingkumgan : keadaan yang berbengaruh terhadap hasil pendidikan
6.Dasar dan landasan pendidikan : landasan yang menjadi fundamental dari segala kegiatn pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang teratur dan tematis,yang dilakukan seseorang untuk mempengaruhi agar anak mempunyai siafat dan tabiat yang sesuai dengan tujan pendidikan .Yang menjadi eksistensi mendidik terletak pada tujuan mendidik, sedang mengajar eksistensinya terletak pada materinya.Oleh karena itu daapat disimpulkan mendidik lebih luas dari pda mengajar,dan mengajar merupakan sarana dalam mendidik.
Adapun faktor-faktoryang membatasi kemampuan pendidikan :
Faktor anak didik:di dalam anak didik terdpt potensi-potensi yang butuh pendidikan dari luar
Faktor pendidik:guru mempunyai metode penyampian yang berbeda dan beragam.
Faktor lingkumgan:limgkungan sangat berpengaruh baik positif maupun negatif.
Lama pendidikan tidak akhirnya.Menurut Lengeverd bahwa di saat ketika anak itu telah sadar atau mengenal kewibawaan(gezaag).Adapun ciri-cirinya:adanya kestabilan,sifat tanggung jawab dan sifat berdiri sendiri.
Menurut sarjanawan pendidikan dari Barat lma pendidikan jika anak telah berumur 20 atau 21 tahun sedang menurut bangsa Timur,bahwa prndidikan tidak hanya di mulai sejak prenatal melainkan di mulai sejak anak diciptakan(konsepsi).
Dasardan tujuan merupakan salah masalah ynng sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan.Oleh karen itu dasar akan mennetukn corak dan isi dari pensdidikn akan menuju arah mana anak dibawa
2.1 Apakah Pendidikan itu?
Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa.
2.2 Mendidik dan Mengajar
Mendidik lebih luas dari pada mengajar, mengajar hanyalah merupakan alat atau sarana di dalam mendidik. Sedangkan mendidik harus mempunyai tujuan nilai-nilai yang tinggi.
2.3 Batas-batas Kemampuan Penduduk
Adapun faktor-faktor yang membatasi kemampaun pendidikan adalah :
1) Faktor yang terletak pada anak didik
2) Faktor yang terletak pada si pendidik
3) Faktor yang ada pada lingkungan.
2.4 Lama Pendidikan dan Kedewasaan
Menr langeveld, batas bawah dari pendidikan itu ada saat dimana anak telah mengenal kewibawaan.
2.5 Macam-macam Pendidikan
1) Membedakan menurut filsafat atau pandangan hidup
2) Membedakan menurut aspek-aspek pendidikan
3) Membedakan menurut tingkatnya
4) Membedakan menurut umumnya
5) Membedakan menurut tempat pendidikannya
6) Membedakan menurut isi pendidikan
7) Membedakan menurut sifat anak didik
8) Membedakan menurut sifat pelaksanaan
A. Apakah Pendidikan Itu ?
Mengenai pertanyaan apa pendidikan itu dapat kita jawab. Bahwasannya dalam buku ini dikemukakan dua pengertian secara umum, berikut pengertian tersebut:
Definisi I : Pendidikan ialah suatu usaha yang sadar yang teratur dan sitematis, yang dilakukan oleh orang – orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat yang sesuai dengan cita – cita pendidikan.
Definisi II : bantuan yang diberikan secara sengaja kepada anak dalam pertumbuhan jasmani maupun rohani.
B. Mendidik Dan Mengajar
Secara teoritis pengertian mendidik dan mengajar tidaklah sama. Mengajar berarti menyerahkan atau manyampaikan ilmu pengaetahuan atau keterampilandan lain sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara – cara tertentu sehingga ilmu – ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain.
Lain halnya mendidik, bahwa mendidik tidak hanya cukup dengan hany memberikan ilmu pengetahuan ataupun keterampilan, melainkan juga harus ditanamkan pada anak didik nilai – nilai dan norma – norma susila yang tinggi dan luhur.
Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa mendidik lebih luas dari pada mengajar. Mengajar hanyalah alat atau sarana dalam mendidik .dan mendidik harus mempunyai tujuan dan nilai – nilai yang tinggi.
C. Batas – Batas Kemampuan Pendidikan
Adapun factor – factor yang membatasi kemampuan pendidikan ialah :
Faktor anak didik, Anak didik adalah pihak yang dibantu. Pada dasarnya dalam diri anak tersebut sudah terdapat potensi – potensi yang kemungkinan dapat dikembangkan yang mana dalam pengembangannya membutuhkan bantuan pihak lain.
Factor si pendidik, Pendidik adalah pihak yang memberi bantuan kepada anak didik . dalam hal ini pendidik memberi bantuan guna mengemabangkan potensi – potensi yang ada dalm diri anak didik.para pendidik tentunya mempunyai cara – cara tersendiri guna memberikan bantuan anak dan cara tersebut belum tentu sesuai dengan anak, inilah yang menjadi penentu pada akhirnya dalam keberhasilan pendidikan.
Factor lingkungan, Lingkungan disini dapat berupa benda – benda, orang –orang , dan lain sebagainya yang ada di sekitar anak didik. Suatu hal disekitar anak dapat memberi pengaruh langsung terhadap pembentukan dan perkembangan anak.
D. Lama Pendidikan Dan Kedewasaan
Yang dimaksud lama pendidikan disini adalah hal yang menyangkut kapan pendidikan itu dimulai (batas bawah) dan kapan pendidikan itu berakhir (batas atas). Menurut langeveld batas bawah dari pendidikan itu ialah saat dimana anak mulai mengakui dan menerima pengaruh atau anjuran yang datang dari orang lain.
Sedangkan batas atas dari pendidikan adalah apabila anak telah mencapai tinggkat dewasa dalam arti rohaniah. Adapun ciri – cirinya yaitu : adanya sifat kestabilan (kemantapan), adanya sifat tanggung jawab, adanya sifat kemandirian.
E. Macam – Macam Pendidikan
Ditinjau dari segi pelaksanaan pendidikan dapat dibedakan sebagai berikut:
Pendidikan menurut filsafat atau pandangan hidup
Pendidikan Nasionalis
Pendidikan Kolonialis
Pendidikan Komunis
Pendidikan Liberalis
Pendidikan Islam
Dan lain sebagainya
Menurut segi – segi atau aspek – aspek pendidikan.
Pendidikan Akhlak atau Budi Pekerti
Pendidikan Kecerdasan
Pendidikan Keindahan
Pendidikan Kewarga Negaraan
Pendidikan Jasmani
Dan sebagainya
Menurut tingkatan – tingkatannya
Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan Dasar
Pendidikan Menengah
Pendidikan Tinggi
Pebedaaan menurut umur
Pendidikan Prenatal
Pendidikan Bayi
Pendidikan Anak
Pendidikan Pemudah
Pendidikan Orang Dewasa
Pembedaan menurut tempat pendidikan
Pendidikan Di Rumah
Pendidikan Di Sekolah
Pendidikan Masyarakat
Menurut isi pendidikan
Pendidikan Umum
Pendidikan Kejuruan
Menurut segi pelaksanaan
Pendidikan Formal
Pendidikan Non Formal
Pendidikan Informal
Menurut sifat atau keadaaan anak didik
Pendidikan Biasa
Pendidikan Luar Biasa
TUGAS YANG HARUS DIKERJAKAN :
1. Sebutkan dan jelaskan lembaga pendidikan dan perannya !
2. Jelaskan tujuan pendidikan menurut UU no 20 Th 2003
3. Jelaskan apa perbedaan yang paling dominan pendidikan dimasa sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan !
Konsep Kurikulum PAUD
PENGERTIAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Istilah yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, Departemen Pendidikan Nasional bukan bernama “Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini” tetapi mempergunakan nama “Acuan Menu Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik) yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pengembangan dan pendidikan yang dirancang sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan anak usia dini. Pengertian Menu Pembelajaran PAUD (Menu Pembelajaran Generik) adalah program pendidikan anak usia dini (lahir – 6 tahun) secara holistik yang dapat dipergunakan dalam memberikan layanan kegiatan pengembangan dan pendidikan pada semua jenis program yang ditujukan bagi anak usia dini. Rentang perkembangan sepanjang kehidupan manusia dimulai dan didasari oleh pertumbuhan dan perkembangan anak sejak usia dini yang berlangsung sejak usia lahir – 6 tahun. Masa usia ini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada usia ini juga anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai dimensi atau aspek. Oleh karena itu, perkembangan yang terjadi pada masa dini ini menjadi penentu bagi kehidupan bangsa dan negara di masa yang akan datang. Anak merupakan aset negara. Pada pundak mereka memikul tanggung jawab dan kelangsungan kehidupan negara dan bangsa. Jika sejak usia dini, anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang baik maka kelak anak akan mampu mengenali potensi-potensi yang ada pada dirinya sehingga mereka dapat mengembangkan potensi tersebut dan menyumbangkan potensi yang ada pada dirinya untuk kemajuan bangsa dan negara ini agar mampu bersaing di era globalisasi. Salah satu upaya suatu negara agar dapat menghadapi tantangan globalisasi adalah dengan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal yang sanggup menghadapi tantangan tersebut. Sumber Daya Manusia ini harus sudah dipersiapkan jauh-jauh hari yaitu dengan memberikan perhatian yang besar pada pendidikan sejak usia dininya.
Perhatian yang diberikan harus secara menyeluruh (holistik) dan terpadu. Menyeluruh, artinya memberikan layanan kepada anak mencakup gizi, kesehatan, pendidikan dan psikososial. Sedangkan terpadu artinya memberikan layanan bukan hanya pada anak saja tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat di sekitar anak sebagai satu kesatuan yang mendukung perkembangan anak. Keluarga sebagai pranata pendidikan pertama dan utama bagi pendidikan anak. Dalam keluargalah kehidupan anak khususnya pada usia dini lebih banyak berada. Oleh sebab itu, keluarga atau orang tua terutama ibu harus mengetahui betapa pentingnya memberikan pendidikan sejak usia dini. Demikian pula dengan masyarakat, sangat penting bagi masyarakat untuk pengetahuan proses pendidikan anak usia dini. Karena seorang anak dapat berkembang secara optimal bergantung dari faktor bawaan (potensi, bakat, dan minat) dan juga faktor lingkungan (alam, masyarakat, dan budaya). Oleh karenanya masyarakat juga perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan pemahaman dan pengetahuannya tentang PAUD. Berikut akan dijabarkan lebih detail tentang PAUD, baik proses pendidikannya maupun hal lainnya yang terkait. Kegiatan pendidikan adalah serangkaian proses pendidikan yang dilakukan secara terencana untuk mencapai hasil belajar, PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap berikutnya. Pengembangan Anak Usia Dini adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan atau pemerintah untuk membantu anak usia dini dalam mengembangkan potensinya secara holistik baik aspek pendidikan, gizi, kesehatan maupun psikososialnya. Berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ahli di mulai dari Binet Simon (1908 – 1911) hingga Howard Gardner (1998) yang berbicara pada fokus yang sama yaitu fungsi otak yang terkait dengan kecerdasan. Otak yang berada di dalam organ kepala memiliki peran yang sangat penting. Selain sebagai sistem pusat syaraf otak juga berperan penting dalam menentukan kecerdasan seseorang. Para ahli juga meneliti dan menggali Optimalisasi kecerdasan pada anak manusia sangat dimungkinkan yaitu dengan memberikan stimulasi secara tepat pada seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangannya, terutama pada perkembangan otaknya. Hal ini disebabkan karena pada saat kelahiran, otak bayi mengandung 100 miliar neuron dan satu triliun sel glia yang berfungsi sebagai perekat serta synaps (cabang-cabang neuron) yang akan membentuk sambungan antar neuron. Sambungan-sambungan antar neuron inilah yang akan membentuk pengalaman yang akan dibawa anak seumur hidupnya. Pasca lahir, kegiatan otak dipengaruhi dan tergantung pada kegiatan neuron dan cabang-cabangnya dalam membentuk bertriliun sambungan antarneuron. Melalui persaingan alami, otak akan memusnahkan sambungan (sipnasis) yang jarang digunakan. Pemantapan sambungan terjadi apabila neuron mendapatkan informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik. Letupan tersebut merangsang bertambahnya produksi myelin yang diproduksi yang membuat semakin banyak dendrit-dendrit yang tumbuh, sehingga akan semakin banyak synap yang membantu memperbanyak neuron-neuron yang menyatu membentuk unit-unit. Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi tergantung dari banyaknya neuron yang membentuk unit-unit. Synap ini akan bekerja secara cepat sampai anak usia enam tahun. Banyaknya jumlah sambungan tersebut mempengaruhi kualitas kemampuan otak sepanjang hidupnya. Pertumbuhan jumlah jaringan otak dipengaruhi oleh pengalaman yang didapat anak pada awal-awal tahun kehidupannya, terutama pengalaman yang menyenangkan. Pada fase perkembangan ini anak memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan berbagai kemampuannya yang meliputi kemampuan berbahasa, kognitif, motorik, sosialisasi dan sebagainya. Oleh karenanya maka sebagai pendidik, Anda perlu memahami pengertian (Kurikulum) Menu Pembelajaran PAUD (Menu Pembelajaran Generik) sangat diperlukan, agar kita dapat memberikan pelayanan pendidikan yang menyeluruh (holistik) dan terpadu secara tepat. Menu Pembelajaran PAUD merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan bagi anak usia dini proses pendidikan seperti di lembaga Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis dan lembaga PAUD yang lain. Berbagai konsep dan pengetahuan serta keterampilan yang harus diketahui dan dimiliki oleh anak didik dan berbagai hal yang harus diajarkan oleh pendidik pada anak usia dini harus dijabarkan dalam Menu Pembelajaran PAUD yang menggambarkan secara jelas optimalisasi fungsi kerja otak dalam keterkaitan dengan perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM). bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan pendidik dan anak didik dalam proses bermain sambil belajar. Jadi, Menu Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini menggambarkan kegiatan bermain sambil belajar di suatu lembaga pendidikan anak usia dini.
TUGAS YANG HARUS DIKERJAKAN :
1. Jelaskan Istilah Kurikulum yang dikeluarkan oleh direktorat PAUD !
2. Jelaskna Fungsi otak bagi kecerdasan seseorang !
3. Jelaskan makna kegiatan pendidikan !
4. Jelaskan Prilaku/sikap seorang guru PAUD dalam menghadapi anak pada masa meniru !
Sabtu, 20 Juni 2020
DAFTAR MAHASISWA
YANG TELAH MENGUMPULKAN TUGAS
MK KARYA TULIS ILMIAH
SEMESTER VI
1. Rina Haerina NIM ( 201701040049 ) Nilai 90
2. Rodiah NIM ( 201701040115 ) Nilai 90
3. Elis Yeni NIM ( ) Nilai 85
4. Maesaroh NIM ( 201701040081 ) Nilai 90
5. Arsah NIM ( 201701040052 ) Nilai 85
6. Sinta Aprilianti NIM ( 201701040046 ) Nilai 85
7. Rina Aryanti NIM ( ) Nilai 85
8. Tinah NIM ( ) Nilai 85
9. Susi Sulastri NIM ( 201701040075 ) Nilai 90
10. Tita Rosita NIM ( ) Nilai 85
11. Iis Puspita Dewi NIM ( 201701040077 ) Nilai 90
12. Yustika ismayanti NIM ( 201701040080 ) Nilai 85
13. Ikha Ameliya NIM ( ) Nilai 85
14. Yati NIM ( 201701040050 ) Nilai 85
15. Siti Fazriah NIM ( 201701040054 ) Nilai 90
16. Kartika NIM ( 201701040064 ) Nilai 85
17. Siti Nurniawati NIM (201701040076) Nilai 80
18. Siti Rohmah NIM ( 201701040087 ) Nilai 80
19. Nuraesih NIM ( 201701040047 ) Nilai 80
20. Sarni NIM ( 201701040063 ) Nilai 80
21. Anah NIM ( 201701040069 ) Nilai 80
22.
4. Maesaroh NIM ( 201701040081 ) Nilai 90
5. Arsah NIM ( 201701040052 ) Nilai 85
6. Sinta Aprilianti NIM ( 201701040046 ) Nilai 85
7. Rina Aryanti NIM ( ) Nilai 85
8. Tinah NIM ( ) Nilai 85
9. Susi Sulastri NIM ( 201701040075 ) Nilai 90
10. Tita Rosita NIM ( ) Nilai 85
11. Iis Puspita Dewi NIM ( 201701040077 ) Nilai 90
12. Yustika ismayanti NIM ( 201701040080 ) Nilai 85
13. Ikha Ameliya NIM ( ) Nilai 85
14. Yati NIM ( 201701040050 ) Nilai 85
15. Siti Fazriah NIM ( 201701040054 ) Nilai 90
16. Kartika NIM ( 201701040064 ) Nilai 85
17. Siti Nurniawati NIM (201701040076) Nilai 80
18. Siti Rohmah NIM ( 201701040087 ) Nilai 80
19. Nuraesih NIM ( 201701040047 ) Nilai 80
20. Sarni NIM ( 201701040063 ) Nilai 80
21. Anah NIM ( 201701040069 ) Nilai 80
22.
Daftar Nilai Tugas Materi Kuliah PAI Semester II
Daftar Nama Mahasiswa
yang telah mengerjakan tugas
PAI Semester II
1. Mega Virawati NIM ( ) Nilai 90
2. Siti Khodijah NIM ( 201901060077 ) Nilai 85
3. Iceu Yulianti Nilai 90
4. Siti Aliah NIM ( 201901060078 ) Nilai 85
5. Tinah Aryati NIM ( ) Nilai 85
6. Desi Melasari NIM ( 201901060072 ) Nilai 85
5. Tinah Aryati NIM ( ) Nilai 85
6. Desi Melasari NIM ( 201901060072 ) Nilai 85
KEIMANAN DAN KETAQWAAN
Oleh : Mamad Yusuf,SE.M.Pd
Iman adalah kata yang umum didengar dalam
pendidikan agama islam. Bahkan mungkin, pelajaran pendidikan agama islam yang
pertama kali kita dengar adalah tentang keimanan. Tetapi apa sebenarnya iman
itu? Sudahkah kita memahami dan mengaplikasikannya? Hal ini tentu menarik untuk
dibahas secara lebih lanjut karena ajaran agama islam bermula dari keimanan.
Tak hanya itu, keimanan juga erat
kaitannya dengan ketakwaan. Mempelajari keimanan akan selalu beriringan dengan mempelajari
ketakwaan. Jika keimanan seseorang bertambah begitu juga dengan ketawaannya,
begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, memperkuat keimanan adalah suatu
keharusan bagi seorang muslim.
Besar kecilnya keimanan seseorang pada
dasarnya hanya orang tersebut yang mengetahuinya. Tetapi, ada beberapa
ciri-ciri yang dapat diketahui seberapa besar keimanan seseorang tersebut. Tak
hanya itu, proses terbentuknya iman yang ada pada seseorang juga dapat diamati
dan dipelajari sebagai acuan seberapa besar keiman yang ada pada diri kita
sendiri.
Keimanan dan ketakwaan perlu
dipelajari dengan mendalam untuk menjaga kita dari pikiran, perkataan, atau
perbuatan yang dapat membuat kita melanggar ajaran Allah SWT.
Iman berasal dari kata kerja bahasa Arab amina-ya’manuamanan yang berarti
percaya. Taqwa yang berasal dari kata waqa
artinya memelihara sesuatu. Oleh
karena itu, iman menunjukan sikap batin yang terletak dalam hati sehingga,
orang yang percaya atau beriman kepada Allah akan menunjukkan sikap batin yang
sesuai dengan ajaran Allah. Walaupun, dalam kesehariannya tidak mencermikan
ketaatan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya masih disebut beriman.
Dalam
hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Atthabrani, Iman didefinisikan dengan
keyakinan dalam hati, diikrarkan dalam lisan, dan diwujudkan dengan amal
perbuatan. Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara
hati, ucapan, dan laku perbuatan serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan
sikap hidup.
Akidah
islam dalam Al-Qur’an disebut iman. Iman bukan hanya berarti percaya, melainkan
keyakinan yang mendorong seseorang untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu
sesuai dengan keyakinan yang diyakininya. Oleh karena itu, orang yang mengimani
aqidah islam akan melakukan segala sesuatu sesuai dengan aturan hukum islam.
a. Proses
Terbentuknya Iman
Proses
terbentuknya iman dimulai pada saat seseorang masih dalam kandungan. Dalam hal
ini. Nabi Muhammad SAW bersabda, “ Setiap anak, lahir membawa fitrah. Orang
tuanya yang berperan menjadikan anak tersebut menjadi yahudi, nasrani, atau
majusi.”. Oleh karena itu, keimanan
seorang anak ditentukan oleh orang tuanya. Tak hanya itu, perilaku orang tua
dirumah jugalah menjadikan anak tersebut berperilaku baik atau buruk.
Proses pembentukan iman diawali dengan
proses perkenalan yaitu, mengenal serta mengetahui bagaimana ajaran Allah.
Karena tidak mungkin seseorang dapat beriman kepada Allah tanpa terlebih dahulu
mengenal dan mengetahui ajaran Allah. setelah mengenal dan mengetahui ajaran
Allah harus dilakukan proses pembiasan agar dapat melaksanakan ajaran Allah
dengan senang, ikhalas, dan benar.
Dalam mewujudkan proses terbentuknya
iman dalam diri seseorang, maka harus mengikuti prinsip - prinsip sebagai berikut:
1.
Prinsip
Pembinaan Berkesinambungan
Proses
pembentukan iman adalah suatu proses yang panjang, terus menrus, dan tidak
berkesudahan. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan orang semakin lama
semakin mampu bersikap selektif. Implikasinya ialah diperlukan motivasi sejak
kecil dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, penting mengarahkan proses
motivasi, agar dapat membuat tingkah laku lebih terarah dan selektif dalam
menghadapi nilai–nilai hidup yang patut diterima atau yang seharusnya ditolak.
2.
Prinsip
Internalisasi dan Individuasi
Iman
akan lebih mantap terjelma dalam bentuk tingkah laku tertentu, apabila
seseorang dapat menghayatinya melalui peristiwa internalisasi, yakni usaha
menerima nilai sebagai bagian dari sikap mentalnya, dan individuasi yakni usaha
menempatkan nilai serasi dengan sifat kepribadiannya. Oleh karena itu, dengan
merasakan pengalaman tersebut akan terjadi kristalisasi nilai iman dalam diri
seseorang.
3.
Prinsip
Sosialisasi
Tingkah
laku seseorang akan dikatakan teruji secara tuntas apabila sudah diterima
secara sosial. Seseorang akan dikatakan beriman, apabila akhlak nya dapat
diterima oleh masyarakat sekitar.
4.
Prinsip
Konsistensi dan Koherensi
Nilai
iman lebih mudah tumbuh terakselerasi, apabila sejak semula ditangani secara
konsisten yaitu secara tetap dan konsekuen, serta secara koheren, yaitu tanpa
mengandung pertentangan antara nilai yang satu dengan nilai lainnya.
5.
Prinsip
Integrasi
Agar nilai iman
hendaknya dapat dipelajari seseorang tidak sebagai ilmu dan keterampilan
tingkah laku yang terpisah – pisah, tetapi melalui pendekatan yang integratif,
Dalam kaitan problematika kehidupan yang nyata.
b.
Tanda
– Tanda Orang Beriman
Al- Qur’an menjelaskan tanda – tanda orang beriman
sebagai berikut :
1.
Jika
disebut nama Allah, maka hatinya bergetar. Jika dibacakan ayat Al-Qur’an, maka
bergejolak hatinya. Berusaha memahami ayat yang tidak diketahui dan berusaha
agar ilmu Allah tidak lepas darinya.
2.
Senantiasa
tawakal, bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan doa
agar tetap hidup dengan ajaran Allah.
3.
Menafkahkan
rezeki yang diterimanya.
4.
Menghindari
perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan.
5.
Memelihara
amanah dan menepati janji.
6.
Bersungguh
– sungguh dalam menegakkan ajaran Allah dan suka menolong.
7.
Tidak
meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin.
Akidah islam sebagai keyakinanyang
membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan seorang muslim. Abu A’la
Maududi menyebutkan tanda orang yang beriman sebagai berikut :
1.
Menjauhkan
diri dari pandangan yang sempit dan picik.
2.
Mempunyai
kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.
3.
Mempunyai
sifat rendah hati dan khidmat.
4.
Jujur
dan adil.
5.
Tidak
murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi.
6.
Mempunyai
pendirian yang teguh, kesabaran, dan optimisme.
7.
Mempunyai
sifat kesatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi resiko bahkan
tidak takut pada maut.
8.
Mempunyai
sikap hidup damai.
Patuh, taat, dan
disiplin menjalankan peraturan Ilahi.
c. Korelasi
Keimanan dan Ketakwaan
Keimanan pada keesaan Allah (tauhid) dibagi menjadi
dua yaitu Tauhid Teoritis (tauhid
rububiyyah) dan Tauhid Praktis (tauhid uluhiyyah). Tauhid Teoritis adalah
tauhid yang membahas tentang Keesaan Zat, Keesaan Sifat, dan Keesaan perbuatan
Tuhan. Dengan demikian, didapatkan konsekuensi logis Tauhid Teoritis adalah
pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang
menjadi sumber semua Wujud.
Tauhid Praktis adalah Tauhid Ibadah, berhubungan
dengan amal ibadah manusia. Tauhid Praktis merupakan terapan Tauhid Teoritis.
Tauhid praktis atau Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah.
Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan Tauhid
yang sempurna adalah Tauhid yang tercermin dalam ibadah dan dalam perbuatan
kehidupan sehari–hari. Dalam menegakkan Tauhid, seseorang harus menyatukan iman
dan amal, konsep dan pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan
konteks. Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan Tuhan dalam pengertian
yakin dan percaya kepada Allah melalui fikiran, membenarkan dalam hati,
mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.
Oleh karena itu,
seseorang baru dikatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan
kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu
alla ilaaha illallah, (aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah),
kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan
segala laranganNya.
d. Implementasi
Iman dan Taqwa
1.
Problematika,
Tantangan, dan Resiko dalam Kehidupan Modern
Berbagai
problematika datang dalam kehidupan ini. Hal ini dikarenakan wawasan ilmu yang
salah. Karena ilmu merupakan roh yang meneggakan dan mewarnai budaya. Hal
itulah yang menjadi tantangan yang amat berat dan dapat menimbulkan tekanan
kejiwaan. Karena apabila kita tidak dapat memfilter hal tersebut, maka akan
melahirkan resiko yang besar. Untuk itu, iman dan takwa mampu berperan dalam
menyelesaikan problem dan tantangan kehidupan modern ini.
2.
Peran Iman dan Taqwa dalam Menjawab Masalah dan Tantangan Kehidupan Modern
Beberapa
peran dan pengaruh iman pada kehidupan manusia:
a.
Iman
melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan pada benda
Orang yang beriman hanya percaya pada
kekuasaan Allah. Karena jika Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak
ada satupun kekuataan yang dapat mencegahnya. Sebaliknya, jika Allah hendak
menimpakan bencana, tidak ada satupun kekuaatan yang sanggup menahannya. Oleh
karena itulah, iman mampu menghilangkan kepercayaan terhadap dewa-dewa, manusia
yang memiliki kekuasaan, serta benda-benda keramat. Orang beriman selalu
mengikuti perintah Allah yang terdapat
dalam surah Al-Fatihah ayat 1-7.
b.
Iman
menanamkan semangat berani mengahadapkan maut
Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian ada
di tangan Allah dan hanya Allah yang dapat menghidupkan dan mematikan
seseorang.
“Dimana saja
kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng
yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan:
"Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu
bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu
(Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah".
Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan sedikitpun?” (Q.S An-Nisa: 78)
c.
Iman
menanamkan sikap self help dalam
kehidupan
Dalam mencari
rezeki kadang-kadang manusia rela melepaskan prinsip, menjual kehormatan,
bermuka dua, menjilat, serta memperbudak diri. Hal tersebut semata-mata hanya
ingin mendaptakan materi di muka bumi ini. Orang yang beriman tidak akan
melakukan hal tersebut karena ia percaya bahwa Allah memberikan rezeki kepada
semua umatnya.
“Dan tidak ada suatu
binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang member rezekinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya
tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauhmahfuzh).” (Q.S Hud: 6)
d.
Iman
memberikan ketentraman jiwa
Orang yang beriman jika tertimpa malapetaka, ia akan bersabar
dan memohon rahmat kepada yang memiliki rahmat. Dengan demikian ketenangan akan
meliputi hati mukmin. Dia yakin bahwa Allah akan mengabulkan do’anya,
meneguhkan hatinya, dan memberikan kemenangan.
“(Yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(Q.S Ar-Ra’d: 28)
e.
Iman mewujudkan kehidupan yang baik
(hayatantayibbah)
Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang
yang selalu melakukan kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik.
“Barang siapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguh nyaakan Kami berikan kepada-Nya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S An-Nahl: 97)
f.
Iman
melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
Iman memberikan pengaruh kepada seseorang untuk selalu
berbuat dengan ikhlas, tanpa pamrih, kecuali keridaan Allah. Orang yang beriman
senantiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya
maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman pada firman Allah
“Katakanlah:”sesungguhnyas
halatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta
alam.” (Q.S Al-An’am:162)
g.
Iman
memberikan keberuntungan
Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang
benar, karena Allah membimbingnya dan mengarahkan pada tujuan hidup yang
hakiki.
“Mereka itulah
yang tetap mendapatkan petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang
yang beruntung.” (Q.S Al-Baqarah :5)
h.
Iman
mecegah penyakit
Akhlak, tingkah
laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh manusia mukmin
dipengaruhi oleh iman. Dalam hal ini iman mampu mengatur hormon dan selanjutnya
membentuk gerak, tingkah laku, dan akhlak manusia. Oleh karena itulah,
orang–orang yang dikontrol oleh iman tidak akan mudah terkena penyakit seperti
darah tinggi, diabetes, dan kanker.
Tugas 1
Mata Kuliah PAI Semester II
1. Tuliskan ayat – ayat Alqu’an paling sedikit
3 ayat tentang Keimanan.
2. Tuliskan tentang minimal 3 Sanksi bagi
orang yang tidak beriman !
3. Tuliskan
minimal 5 Balasan dari allah bagi orang yang beriman dan bertaqwa !
Langganan:
Komentar (Atom)